http://img264.imageshack.us/img264/7575/image16kn8.gif Muslimeen United

Jumat, 30 April 2010

PKS, Partai Pertama yang Akan Munas di Hotel Super Mewah Ritz Carlton


Kamis, 29/04/2010

Partai Keadilan Sejahtera atau PKS adalah partai politik pertama yang akan melaksanakan Munas di hotel mewah Ritz Carlton. Rencananya, PKS akan melangsungkan Munasnya pada tanggal 16 hingga 20 Juni mendatang.

Partai sekaliber Golkar saja, baru memanfaatkan hotel mewah Amerika ini hanya pada acara pelantikan pengurus DPP Golkar pada Oktober lalu. Saat itu, Abu Rizal Bakrie melantik pengurus Golkar hasil Munas di Pekanbaru.

Untuk acara besar yang menyertakan orang banyak, mungkin baru Hipmi atau Himpunan Pengusaha Muda Indonesia yang pernah menyelenggarakan munasnya di hotel yang rata-rata tarif kamarnya itu berkisar 300-an dolar Amerika per malam.

Hotel ini pernah disorot media lantaran pernah dibom pada tanggal 17 Juli tahun lalu. Lokasi hotel berada di daerah elit Jakarta, Mega Kuningan. Lokasinya berseberangan dengan hotel yang juga sama-sama pernah dibom, Hotel JW Marriot.

Menurut sekretaris OC Munas, Yudi Widiana Adia seperti yang diberitakan detik, tujuan PKS memilih hotel mewah ini untuk meningkatkan citra partai.

Alasan lainnya, karena di Ritz Carlton terdapat ball room yang cukup untuk menampung 2.700 peserta yang akan menyemarakkan acara Munas partai yang mempunyai motto: Bersih dan Peduli itu. m

Antisipasi Serangan Israel, Sebagian Wanita Gaza Berlatih Militer


Jum'at,30/APril/2010

Dalam menghadapi kenyataan ini, Lina seorang wanita dari Gaza, telah menikah dan memiliki empat anak, hanya akan menggunakan senjata ringan untuk mempertahankan diri jika Israel mengulangi perang mereka di Jalur Gaza.

Lina mengatakan bahwa dirinya berada di areal pelatihan militer bertujuan agar semua perempuan Palestina dapat juga membela diri. Israel telah membunuh 211 perempuan dalam perang baru-baru ini di Gaza, yang meletus pada akhir Desember 2008, dan ini menjadi penting bagi kita untuk membela anak-anak kita dan diri kita dari serangan lain Israel."

Lina berpendapat bahwa pekerjaannya itu sama sekali tidak mempengaruhi pernikahannya dan perlawanan terhadap Israel. Dia mengatakan kepada Arab News kehidupan rumah tangganya di dalam rumah begitu indah, "saya jadi lebih aktif dan bergairah ketika saya kembali dari tempat pelatihan militer, lihat saya, suami saya, dan anak-anak tersenyum dan penuh semnagat, sering anak-anak saya menyiapkan perbekalan untuk saya sebelum saya berangkat ke lokasi pelatihan militer."

Dia meyakinkan bahwa pelatihan militer yang ia ikuti tidak berbeda dari yang dilakukan oleh kaum pria. "Saya tidak mengikuti pelatihan yang hanya untuk perempuan, pelatihan militer sama baiknya untuk laki-laki atau perempuan, dan harus melewati tahap-tahap yang sangat sulit selama periode pelatihan."

Lina meyakini bahwa perlawanan bersenjata adalah sah selama Israel menduduki tanah Palestina, ia mengatakan: "Kami bisa mati setiap saat selama Israel melepaskan tembakan ke rumah kami, dan ini banyak terjadi di banyak keluarga di Gaza, tetapi lebih baik mati dengan penuh kehormatan dan martabat dan mencoba untuk melawan sebelum ajal benar-benar datang menjemput," katanya dengan penuh percaya diri.

Lina menjadi bagian dari anggota Brigade Perlawanan Nasional, sayap bersenjata Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina, sebuah faksi Organisasi Pembebasan Palestina yang berideologi nasionalis-sosialis. Hal ini jarang terjadi di Jalur Gaza untuk menemukan perempuan yang aktif dalam aksi militer melawan tentara Israel, namun perang Israel baru-baru ini membuat dirinya dan puluhan wanita lain di Gaza secara serius memikirkan dan melegitimasi untuk membela diri mereka sendiri dan anak-anak mereka.

Dia berkata: "Tidak ada alternatif lain selain mengangkat senjata, kami tiap hari disini mati secara percuma, dan Israel telah memutuskan untuk mengambil alih tanah kami dan pembunuhan setiap hari akan terus berlanjut."(fq/aby)

Gila, Jip Militer Israel Gilas 2 Bocah Palestina Hingga Mati


Sebuah kendaraan militer Israel berjenis mobil jip menabrak dan melindas dua bocah Palestina hingga meninggal dunia. Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (28/4) petang di bilangan Al-Agwar.

Dua bocah Palestina itu, Jannah Fuqaha (8) dan Masa Fuqaha (10) tewas seketika di lokasi kejadian. Selain menewaskan dua korban yang masih kanak-kanak itu, jip tersebut juga melukai saudara lelaki dan orang tua korban.

Beberapa saksi mata mengatakan, keluarga Imad Husain Fuqaha (40), bersama ketiga anaknya baru saja pulang dari lahan kerja mereka di dekat Jalan 90. Mereka pulang dengan menaiki traktor Namun tiba-tiba, sebuah jip militer Israel berkecepatan tinggi menambrak traktor yang mereka kendarai.

Seorang jurubicara militer Israel mengatakan dua bocah itu "tewas dalam kecelakaan di jalan" tanpa memberikan rincian lebih lanjut. (fy)

Rabu, 28 April 2010

Aksi Nekad Pemuda Palestina, Datang Ke Israel Untuk Bunuh Yahudi


Selasa, 27/04/2010
Seorang pemuda Palestina berumur 17 tahun ditangkap oleh Polisi Afula Senin pagi kemarin (26/4) setelah mengatakan kepada penjaga keamanan di pintu masuk bahwa ia dikirim masuk ke kota "untuk membunuh orang-orang Yahudi".

Pemuda yang merupakan penduduk Tepi Barat tersebut diserahkan ke polisi rahasia Israel Shin Bet untuk di interogasi.

Pemuda Palestina ini tiba di kantor polisi sekitar pukul 2 pagi, dengan membawa pisau besar yang ia simpan dalam kantong plastik. Penjaga keamanan dan tentara yg sedang berjaga di pintu masuk stasiun bertanya apa yang sedang ia lakukan di sana.

"Pemuda Palestina itu tanpa ragu mengatakan kepada mereka bahwa ia dikirim untuk membunuh orang-orang Yahudi," kata Inspektur Aryeh Elkobi, yang memimpin interogasi di stasiun dan departemen intelijen, kepada Ynet.

Dengan cepat polisi menggeladah pemuda Palestina tersebut dan menemukan sebuah pisau, dan pemuda itupun ditangkap. Dia mengatakan kepada polisi, dia dikirim ke Afula malam itu oleh orang yang polisi sebut sebagai "orang yang penuh permusuhan". Dan ternyata pemuda Palestina itu pernah ditahan beberapa waktu yang lalu karena secara ilegal berada di wilayah Israel.

"Sebuah bencana dapat dicegah malam ini," kata Elkobi. "Mungkin jika anak itu tidak ditahan, ia akan berhasil dalam melaksanakan rencananya."

Polisi meyakini bahwa pemuda itu datang ke polisi karena dia masih takut untuk melakukan misinya. Dia mengatakan kepada petugas sewaktu di interogasi bahwa ia datang ke Israel beberapa hari lalu, dan ke Afula hanya beberapa jam sebelum kedatangannya di stasiun.(fq/ynet)

Senin, 26 April 2010

Tahanan Palestina Dipukul Sipir Penjara Israel Sampai Mati


Menteri Urusan Tahanan Otoritas Palestina, Issa Qaraqi, menuduh Israel bertanggung jawab atas kematian Raed Abu Hammad (27 tahun), seorang warga Palestina yang berada dalam penjara Israel selama 18 bulan.

Hammad dilaporkan dipukuli oleh para penjaga penjara Israel hingga mati. Dia ditemukan meninggal di sel kurungannya. Qaraqi mengatakan pada hari Kamis kemarin (22/4) bahwa penyebab kematian Hammad adalah karena menerima pukulan di tulang belakangnya dengan pukulan secara langsung."

Menteri menambahkan, berdasarkan laporan yang ia terima, tahanan warga Palestian tersebut telah ditendang dengan sangat kuat di punggung bawah tubuhnya.

Otoritas Palestina pada awal minggu depan, akan mengajukan permintaan kepada pengadilan hakim di Beer Sheva, untuk menyelidiki penyebab kematian Hammad berdasarkan laporan yang tersedia.

Pemerintah Israel sendiri telah menolak tuduhan itu, dan menyebutnya sebagai tuduhan yang tidak berdasar dan menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut. Lebih dari 7.000 warga Palestina saat ini berada di penjara-penjara Israel.(fq/prtv)

Israel Sudah Me-Yahudi-Kan Hampir Seluruh Yerusalem


Direktur Departemen Peta dan Survey Tempat Tinggal Palestina, Khalil Al-Tafakji mengatakan bahwa Israel menggunakan agama untuk menghapus akar Arab dan Islam dari kota Yerusalem yang saat ini diduduki dan menggantinya dengan akar Yahudi.

Dalam sebuah pernyataan kepada Palestine Information Center (PIC) pada Rabu (21/4), Tafakji menambahkan bahwa Zionis telah membangun lebih banyak sinagog di Yerusalem, sehingga dengan enteng Yahudi bisa mengatakan kepada dunia bahwa Yerusalem tidak lagi milik Palestina, tapi milik mereka (Israel).

Mengomentari jalur metro bawah tanah Israel yang akan diterapkan di kota suci itu, Tafakji menekankan bahwa proyek ini bertujuan untuk menghubungkan apa yang disebut Yerusalem timur dengan bagian barat untuk menghilangkan ide solusi dua-negara.

Dalam konteks yang sama, Yayasan Al-Aqsa mengungkapkan bahwa Israel mulai melaksanakan proyek yahudisasi besar-besaran untuk mengkonversi kawasan selatan Masjid al-Aqsha terutama daerah Umayyah Emirat Dar ke daerah Talmud, terkait dengan dugaan penempatan kuil Salomon.

Dalam laporan itu, Yayasan Al-Aqsa mengatakan bahwa Israel pun mulai me-yahudikan seluruh wilayah selatan Masjid Aqsa pada proyek lain, termasuk Silwan dan daerah Wadi Hilwa .

Yayasan ini mencatat bahwa proyek Yahudi tersebut didahului dengan penggalian yang berlangsung selama berbulan-bulan lamanya, selama Israel mencuri dan menghancurkan situs Islam kuno di daerah tersebut. (sa/pic)

Rabu, 14 April 2010

Saudi Kembangkan Waktu Standar Mekkah Gantikan Greenwich

Arab Saudi memulai proyek besar untuk mengganti waktu Greenwich Time menjadi jam Mekkah yang menjadi kota suci lebih dari satu milyar umat Muslim di dunia.

Kerajaan Saudi saat ini sedang berusaha melaksanakan tujuan tersebut melalui pengembangan jam khusus yang ditempatkan di atas menara yang terbesar di dunia di samping Masjidil Haram Mekkah yang bertujuan menjadikan waktu kota suci sebagai standar global waktu bagi umat Islam dunia dalam menghadapi Greenwich Time.

Muhammad Al-arkubi, Wakil Presiden dan General Manager Hotel yang terdapat menara Jam Mekkah yang menghadap ke arah Haram al-Sharif, menyatakan bahwa hotel yang terdapat menara jam tersebut akan dibuka pada akhir Juni dan resmi dirilis pada akhir Juli, sebelum bulan suci Ramadhan tiba.

Dia mengatakan dalam jumpa pers di Dubai bahwa waktu pengembangan waktu standar jam Mekkah akan menandingi waktu versi GMT (Greenwich Time).

Menurut Al-arkubi panjang struktur beton menara utama jam Mekk ahsetinggi 662 meter dan panjang struktur baja di atasnya seluas 155 meter, sehingga menara jam ini akan menjadi menara jam tertinggi di dunia.

Menara jam Mekkah juga akan berisi sebuah museum Islam dan observatorium astronomi yang dapat digunakan untuk tujuan ilmiah dan religius, juga akan menampilkan film-film dokumenter.

Panjang jam setinggi 45 meter dan lebarnya 43 meter, menurut Al-arkubi jam Mekkah ini akan menjadi jam terbesar di dunia enam kali lebih besar dari jam Big Ben di London.

Sebelumnya, hasil dari sebuah studi baru yang berjudul "Bukti Mekkah sebagai pusat bumi", waktu seharusnya mengadopsi dari "Mekkah" bukannya waktu dari "Greenwich."

Studi tersebut disusun oleh Dewan dunia untuk Dakwah Islam dan Kemanusiaan di Mesir, menyatakan bahwa adanya kebutuhan untuk menggunakan garis bujur Mekkah dan Madinah, dalam perhitungan waktu universal, bukan garis yang melewati Greenwich di London.

Direktur Jenderal Dewan, Dr Yehia Menteri: Penelitian ini didasarkan pada fakta dan penelitian ilmiah yang menegaskan bahwa mediasi Mekkah merupakan bagian daratan permukaan bumi.(fq/imo/eramuslim)

Selasa, 13 April 2010

Wahai Saudaraku Hendak Kemana Kau Pergi?


oleh : Ahmad Al-Imran

Pengantar

Segala puji hanya milik Allah subhanahu wata’aala. Kita memuji, memohon pertolongan dan ampunan-Nya, bertaubat dan berlindung kepada-Nya dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi oleh Allah petunjuk maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan maka tiada yang dapat menunjukinya. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, semoga shalawat dan salam tetap tercurah atas beliau, seluruh keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Banyak orang yang salah mengukur kebahagiaan sehingga salah jalan mengarungi kehidupan bahkan di antara mereka ada yang menganggap kesesatan dan kehancuran sebagai sumber kebahagiaan sehingga menghalalkan segala cara dan sarana untuk meraih tujuan. Padahal tujuan utama hidup manusia adalah untuk mewujudkan pengabdian, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzariyaat: 56).

Berarti kita makan untuk hidup bukan hidup hanya untuk makan sehingga tidak berbeda dengan hewan, pertama bentuk dan gaya hidup orang mukmin dan kedua bentuk dan karakter gaya hidup orang kafir, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala:

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ (2) ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ

“Orang-orang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka mengetahui (akibat perbuatan mereka).” (Al Hijr: 2-3).

Kemanakah wahai anak manusia kalian akan melangkahkan kaki, ke Surga atau ke tempat Neraka Jahim Maka sebelum menyesal di akhirat tentukanlah ayunan langkah itu dengan baik sebab dunia adalah tempat menyemai benih pahala bagi orang yang berharap kehidupan bahagia di dunia dan akhirat.

Wahai Saudariku, Hendak Ke mana Kalian?

Segala puji hanya milik Allah. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Rasulullah.

Wahai saudariku, banyak sekali untaian nasehat dilantunkan maka manakah orang yang mau mendengarnya?! Semua hakikat kebenaran telah ditampakkan maka manakah orang yang mau mengkajinya?! Jalan telah bersinar terang-benderang maka manakah orang yang mau menitinya?! Ke mana kamu akan melangkahkan kaki dan hendak ke mana kamu akan pergi? Akankah kamu melangkah, ke Surga atau ke Neraka? Bukankah kamu mengetahui bahwa setiap detak nafasmu tertulis dalam catatan amal, setiap untaian kata-katamu terekam dan seluruh niatmu diketahui serta seluruh gerak-gerikmu terhitung, sebagaimana firman Allah:

‏ أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” (Al Qiyamah: 36).

Dan kematian telah mendekatimu begitu pula uban sudah mulai memberi tahu bahwa ajalmu akan segera tiba, di hadapanmu telah menunggu sebuah kampung hunian yang harus kamu kunjungi, maka bangunlah dari tidurmu dan sadarlah dari kelalaianmu.

Kampung tersebut tidak lain adalah kampung kematian yang disebut oleh Allah dengan istilah musibah sebagaimana dalam firman Allah:

إِنْ أَنْتُمْ ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَأَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةُالْمَوْتِ

“Jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian.” (Al Maidah: 106).

Sebagian alim ulama berkomentar tentang kematian, “Ketahuilah bahwa tidak ada yang bisa mengetahui sakitnya sakaratul maut secara persis kecuali orang yang telah merasakannya. Adapun yang belum pernah merasakan hanyalah tahu dari ibarat rasa sakit yang dirasakan saat ini. Rasa sakit pada saat nyawa dicabut sangatlah berat hingga menyebar ke seluruh tubuh, urat saraf, tulang sumsum dan seluruh persendian bahkan seluruh pangkal rambut hingga ujung kaki terasa sakit dan menahan kepedihan yang amat sangat. Jangan bertanya tentang kepedihan dan penderitaan pada saat sakaratul maut, hingga para alim ulama berkata bahwa sakitnya melebihi sakit yang disebabkan oleh sabetan pedang, lebih pedih daripada digergaji atau badan dicabik-cabik dengan alat pemotong. Sakitnya sabetan pedang, gergajian atau yang lainnya itu hanya menyentuh roh, oleh sebab itu bagaimana bila yang ditarik dan dicabut langsung rohnya.

Orang yang dipukul anggota tubuhnya masih bisa berteriak karena masih ada kekuatan dalam hati dan lisannya, tetapi orang yang sedang menghadapi sakaratul maut dia sudah tidak mampu lagi untuk bersuara apalagi berteriak, karena kekuatan sudah melemah dan kepedihan sudah sampai pada titik klimaks hingga menyayat-nyayat hati. Begitu pula seluruh jasad menahan perih dan pedih yang amat sangat yang membuat seluruh organ tubuh menjadi lunglai dan lemas terkulai, sehingga tidak mempunyai kekuatan untuk berteriak meminta bantuan.

Sementara pikiran kalut dan bingung menahan derita, lisan menjadi bisu dan seluruh persendian serta seluruh ruas jari lemah terkulai. Andaikata sang mayit mampu merintih dan berteriak untuk melupakan kepedihan maka akan dia lakukan. Tetapi hal itu sangatlah tidak mungkin, kalaupun masih tersisa kekuatan maka ia hanya sanggup mendengar suara roh dicabut dan menahan kepedihan saat nyawa ditarik dengan suara dengkuran dan suara sekarat yang terdengar di tenggorakan dan dada, semua warna kulit berubah dan rasa sakit amat sangat menyebar ke seluruh tubuh bagian luar maupun dalam, mata melotot, mulut terkunci rapat, ujung jari-jari menggenggam, urat nadi, seluruh otot dan jasad mulai membeku serta anggota tubuh mulai mati satu per satu yang diawali dari telapak kaki yang dingin lalu betis. Setiap anggota tubuh mengalami sekarat dan kepedihan hingga sampai tenggorokan maka mulai saat itulah sudah putus perhatian dan harapannya terhadap dunia dan keluarga serta tertutuplah pintu taubat. (Ihya ‘Ulumuddin 4/461).

Wahai Dzat Pengambil nyawa dari jiwa manusia pada saat kematian, wahai Dzat Pengampun dosa jauhkanlah kami dari Neraka.

Kampung hunian yang kedua adalah kuburan, bila Utsman bin Affan radhiallahu `anhu berdiri di depan kuburan, maka ia menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya, dikatakan kepadanya, “Kamu diingatkan akan Surga dan Neraka kamu tidak menangis tetapi mengapa kamu menangis karena ini?” Maka beliau berkata, “Kuburan adalah awal kampung hunian alam akhirat. Barangsiapa sukses di alam ini maka setelah itu lebih mudah dan barangsiapa tidak selamat maka setelah itu lebih susah.” Kemudian beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,

مَا رَأَيْتُ مَنْظرًا قَطُ إلاَّ وَالقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ

“Tiada pemandangan yang pernah saya lihat melainkan kuburan adalah yang paling menyeramkan.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).

فَارَقْتُ مَوْضِعَ مَرْقَدِي يَوْمًا فَفَارَقَنِي السُكُوْنُ
القَبْرُ أَوَّلُ لَــيْلَةٍ بِاللهِ قُلْ لِيْ مَــا يَكُوْنُ

Aku berpisah dengan tempat pembaringanku pada suatu hari maka aku akan berpisah dengan ketenangan.

Alam kubur adalah malam pertama, demi Allah, katakan kepadaku apa yang akan terjadi.

Dalam hadits Barra’ bin Azib radhiallahu `anhu yang panjang, bahwa tatkala Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam duduk di kuburan beliau bersabda, “Berlindunglah kepada Allah dari adzab kubur.” Ucapan itu diulang hingga dua atau tiga kali, … kemudian beliau bersabda setelahnya, “Maka rohnya dikembalikan ke dalam jasadnya lalu datang dua malaikat dan mendudukkannya, maka keduanya bertanya kepadanya, “Siapa Tuhanmu?” Maka ia menjawab, “Tuhanku adalah Allah.” Keduanya bertanya lagi, “Apa agamamu?” Maka ia menjawab, “Agamaku Islam?” Keduanya bertanya lagi, “Siapa orang yang diutus kepadamu menjadi nabi?” Ia menjawab, “Dia adalah Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam.” Lalu keduanya bertanya kepadanya, “Bagaimana bisa tahu hal itu?” Ia menjawab, “Saya membaca Kitabullah lalu saya beriman dan membenarkannya.” Maka terdengar dari langit suara panggilan yang memanggil, “Jawaban hamba-Ku sudah benar maka siapkan surganya.” Lalu alam kuburnya diluaskan seluas pandangan matanya. Beliau bersabda, “Maka datanglah seorang laki-laki yang berwajah tampan, berpakaian bagus dan mengenakan wewangian lalu ia berkata, “Bergembiralah dengan sesuatu yang pernah dijanjikan kepadamu.” Maka si mayit bertanya kepadanya, “Siapa kamu? Wajahmu datang membawa kebaikan.” Maka ia menjawab, “Saya adalah amal shalihmu.” Maka ia berkata, “Ya Allah, bangkitkan hari Kiamat hingga aku bisa kembali kepada keluargaku dan hartaku…” Kemudian beliau menceritakan kematian orang kafir beliau bersabda, “Maka rohnya dikembalikan kepada jasadnya lalu datanglah dua malaikat dan mendudukkannya lalu keduanya bertanya kepadanya, “Siapa Tuhanmu?” Ia menjawab, “Ha… ha… saya tidak tahu.” Lalu keduanya bertanya lagi, “Apa agamamu?” Ia menjawab, “Ha… ha.. saya tidak tahu.” Keduanya bertanya lagi, “Siapa orang yang diutus kepadamu menjadi nabi?” Ia menjawab, “Ha.. ha.. saya tidak tahu.” Maka suara panggilan memanggil dari atas langit, “Dia berdusta. Siapkanlah tempat hunian di neraka dan bukalah untuknya pintu ke neraka.” Maka datanglah panasnya dan racunnya sehingga membuat kuburan menjadi sesak dan pengap hingga tulang rusuknya berantakan dan datanglah seorang laki-laki yang berwajah buruk, berpakaian kumal dan berbau busuk. Lalu ia berkata, Bergembiralah dengan nasib buruk ini yang telah dijanjikan kepadamu sebelumnya.” Si mayit bertanya, “Siapa kamu? Yang datang berwajah buruk.” Ia menjawab, “Saya adalah amal burukmu.” Maka ia berkata, “Ya Tuhanku janganlah Engkau bangkitkan hari Kiamat.” (HR. Abu Daud).

Begitulah wahai saudariku, kenikmatan surga bisa sampai kepada orang pada saat masih berada di alam kubur dan demikian pula siksaan sampai kepada orang pada waktu masih berada di alam kubur hingga Malaikat Israfil meniup sangkakala sebagai pertanda hari Kiamat tiba.

وَلَوْ أَناَّ إِذاَ مِتْنَا تُرِكْنَا لَكَانَ المَوْتُ غَايَةَ كُلِّ حَيٍّ
وَلَكِنَّا إِذا مِتْنَا بُعِثْنـَا و نُسْأَلُ بَعْدَهُ عَنْ كُلِّ شَيْءٍ

“Jika tatkala kita telah mati dibiarkan maka kematian menjadi keinginan setiap yang hidup.”

“Tetapi tatkala kita mati pasti dibangkitkan dan ditanya setelah itu tentang segala sesuatu.”

Dengarlah wahai saudariku, kepada Tuhan Yang Maha Perkasa yang telah berfirman:

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاء اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَام يَنْظُرُونَ

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu putusannya masing-masing.” (Az Zumar: 68).

Dan Allah mensifati kejadian itu dalam surat Yasiin sebagaimana Allah berfirman yang artinya:

“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata, “Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul(Nya). Tidaklah adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.” (Yasiin: 51-53)

Masing-masing manusia akan dibangkitkan dari alam kubur mereka sesuai dengan kondisi amal perbuatan mereka pada saat kematian, yang baik akan mendapat husnul khatimah dan yang buruk akan mendapat su’ul khatimah. Semoga kita terlindung darinya. Allah berfirman:

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al Baqarah: 275).

Dari Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

تَخْرُجُ النَّائِحَةُ مِنْ قَبْرِهَا يَوْمَ القِيَامَةِ شَعْثَاءَ غَبْرَاءَ عَلَيْهَا جِلْبَابٌ مِنْ لَعْنَةِ اللهِ وَدِرْعٌ مِنْ نَارٍ وَيَدُهَا عَلَى رَأْسِهَا تَقُوْلُ يَا وَيْلاَه.

“Wanita yang meratapi kematian akan keluar dari 4alam kubur pada hari Kiamat berambut kusut dan tidak teratur, kepalanya mengenakan jilbab dari laknat Allah dan pakaian dari api dan tangannya berada di atas kepala lalu berkata: Aduh celakalah aku.”

Lafazh lain yang berbeda dengan hadits di atas seorang sahabat yang meninggal pada saat sedang ihram haji maka beliau bersabda:

اغْسِلُوْا بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وكَفِّنُوهُ فِي ثَوْبِهِ ولاَ تَمَسُّوهُ بِطِيْبٍ ولاَ تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ فَإِنَّه يُبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّيًا.

“Mandikanlah dengan air dan daun bidara lalu kafanilah dengan pakaiannya dan jangan diberi minyak wangi dan jangan kalian tutup kepalanya dengan penutup karena nanti dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah.” (HR. Muslim).

Mahsyar

Setelah kebangkitan akan berlanjut dengan mahsyar, semua manusia terdahulu dan terkemudian akan berkumpul di tempat itu, anak bersama bapaknya, pembunuh bersama dengan orang yang dibunuh, orang zhalim bersama orang yang dianiaya dan penyebar fitnah bersama dengan orang yang difitnah, sebagaimana firman Allah:

قُلْ إِنَّ الْأَوَّلِينَ وَالْآَخِرِينَ (49) لَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ

“Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian, benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang kekal.” (Al Waqi’ah: 49-50). Allah berfirman:

هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنَاكُمْ وَالْأَوَّلِينَ

“Ini adalah hari keputusan; (pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu.” (Al Mursalaat: 38).

Wahai saudariku, pada saat anda dibangkitkan dalam keadaan telanjang dan tidak beralas kaki, maka Aisyah radhiallahu `anha bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alahi wasallam : Wahai Rasulullah, kaum laki-laki berkumpul bersama kaum wanita, satu sama lain saling melihat? maka Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

يَا عَائِشَةُ الأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ.

“Wahai Aisyah perkara yang dihadapi lebih berat daripada saling memandang satu sama lain.” (Muttafaqun’ alaih)

Ibnu Abbas radhiallhu `anhuma berkata, “Semua makhluk dikumpulkan hingga lalat.” dan Allah berfirman, yang artinya:“Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan.” (At Takwir: 5).

Pada saat itu:

يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ ‏

“Lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras.” (Al Haj: 2).

Pada hari itu:

يَوْمَ تَأْتِي كُلُّ نَفْسٍ تُجَادِلُ عَنْ نَفْسِهَا وَتُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُون

“Tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi tiap-tiap diri disempurnakan (balasan) apa yang telah dikerjakan sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan).” (An Nahl: 111).

Dan pada hari itu:

يَوْمَ لَا يُغْنِي مَوْلًى عَنْ مَوْلًى شَيْئًا وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ ‏

“Seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun.” (Ad Dukhan: 41).

Setiap manusia hanya sibuk dengan urusan pribadi masing-masing, matahari didekatkan satu mil, manusia terkungkung dengan keringatnya, di antara mereka ada yang tenggelam oleh keringatnya hingga pusar, ada yang hingga dada, ada yang hingga telinga dan di antara mereka ada yang tenggelam seluruh tubuhnya di dalam keringatnya sendiri.

Adapun bentuk manusia di mahsyar terbagi menjadi tiga kelompok:

Dari Abu Hurairah radhiallahu `anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ القِيَامَةِ ثَلاَثَةُ أَصْنَافٍ، صِنْفاً مُشَاةً وصِنْفًا رُكْبَانًا وصِنْفًا عَلَى وُجُوْهِهِم. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ يَمْشُوْنَ عَلَى وُجُوْهِهِمْ؟ قَالَ: إنَّ الَّذِي أَمْشَاهُمْ عَلَى أَقْدَامِهِمْ قَادِرٌ أنْ يُمْشِيَهُمْ عَلَى وُجُوْهِهِمْ أَمَّا أَنَّهُمْ يَتَّقُوْنَ بِوُجُوهِهِمْ كُلَّ حَدْبٍ وَشَوْكٍ

“Manusia dikumpulkan pada hari Kiamat dalam tiga kelompok, kelompok pejalan kaki, kelompok pengendara dan kelompok berjalan di atas wajahnya. Rasulullah ditanya, “Wahai Rasulullah bagaimana mereka bisa berjalan di atas wajahnya?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya Dzat Yang Mampu membuat kaki mereka berjalan mampu membuat mereka berjalan di atas wajah mereka, sesungguhnya mereka menjaga segala sesuatu dan diri dengan wajah mereka.” (HR. At-Tirmidzi).

Catatan Amal dan Hisab Bertebaran

Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu `anha, ia berkata, “Saya menangis tatkala mendengar cerita Neraka, maka Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda, Kenapa kamu menangis, saya berkata: Neraka diceritakan kepadaku lalu aku menangis, apa engkau masih ingat keluargamu pada hari Kiamat?” Beliau bersabda,

أمَّا فيْ ثَلاَثَةِ مَوَاطِنَ فلاَ يَذْكُرُ أَحَدٌ أَحَدًا، عِنْدَ المِيْزَانِ حَتَّى يَعْلَمَ أيَخِفُّ مِيْزَانٌ أمْ يَثْقُلُ، وعِنْدَ تَطَايُرِ الصُّحُفِ حَتَّى يَعْلَمَ أيْنَ يَقَعُ كِتَا بُهُ أَفِي يَمِيْنِهِ أَمْ فِي شِمَالِهِ أَمْ فِي وَرَاءِ ظَهْرِهِ ، وعِنْدَ الصِّرَاطِ إذَا وَضَعَ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ حَتَّى يَجُوزَ.

“Adapun dalam tiga tempat maka masing-masing orang tidak mengingat orang lain, pada saat penimbangan hingga tahu apakah amalnya ringan atau berat, dan pada waktu catatan amal bertebaran hingga jelas apakah buku catatan itu akan jatuh di tangan kanannya atau tangan kirinya atau di belakang punggungnya, dan pada saat meniti shirath tatkala di hamparkan di atas Neraka Jahannam hingga sukses meniti.” (HR. At-Tirmidzi).

Allah berfirman:

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ (7) فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.” (Al-Insyiqaq: 7-8).

Dan Allah berfirman:

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ (19) إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ (20) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (21) فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (22) قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (23) كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ (24) وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (26) يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ (27) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (29) خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (30) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31) ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ (32) إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ (33)

“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah kitabku (ini).” Sesungguhnya aku yakin bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku, wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku” (Allah berfirman): “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya kemudian masuklah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah yang Maha Besar.” (Al Haqqah: 19-33).

Cobalah renungkan wahai saudariku, bila buku catatan amal telah bertebaran, timbangan telah ditegakkan dan masing-masing dipanggil namanya di hadapan orang banyak, di manakah fulanah binti fulan? Datanglah menghadap kepada Allah. Pada saat itu yang ditugasi mengambil kalian adalah malaikat lalu didekatkan ke tempat hisab yang tidak mungkin salah meskipun banyak nama yang serupa. Kamu akan melalui antrian panjang untuk menunggu giliran (menghadap) Allah. Pada saat itu semua pandangan makhluk tertuju kepadamu, hati berdebar, jantung berdetak kencang dan keadaan menjadi gelisah tatkala kamu tahu tempat yang telah ditentukan untukmu.

Renungkanlah bila sekarang di tanganmu terdapat catatan hasil nilai amal perbuatan yang tidak menyisakan sedikitpun rahasia dan dosa, semua tertulis jelas, berapa banyak dosa yang kamu lupakan diingatkan dalam catatan itu, berapa banyak keburukan yang kamu sembunyikan ditampakkan dan berapa banyak amalan yang kamu anggap menguntungkan ternyata menjadikan kamu merugi pada saat itu. Betapa sangat merugi dan menyesalnya hatimu terhadap setiap kelengahan dalam mentaati Tuhanmu. Pada hari dirimu menghadapi hisab sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ اللهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ فَيَنْظُرُ أيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ وَيَنْظُرُ مَا بَيْنَ يَدَيْهِ فَلاَ يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ فَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ. وَفِيْ رِوَايَةٍ ” وَلَوْ بِكَلِمَةٍ طَيِّبَةِ “.

“Tidaklah di antara kamu sekalian pasti akan diajak bicara oleh Allah tanpa terkecuali, tidak ada di antara Allah dan dia penerjemah, dia memandang ke sebelah kanan darinya dan tidak melihat kecuali amalan yang telah dikerjakan. Dan dia memandang ke sebelah kiri darinya dan tidak melihat kecuali amalan yang telah dikerjakan, dan memandang ke arah depannya dan tidak melihat kecuali neraka sudah di depan mukanya, maka jagalah dirimu dari Neraka walaupun hanya sekedar dengan separuh kurma.” Dalam riwayat lain: “walaupun dengan perkataan yang bagus.” (Muttafaqun’ alaih)

Telaga Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam

Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam, pada saat tersebut memiliki telaga dan kondisinya, telah dijelaskan dalam suatu hadits bahwa airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada minyak kasturi, cangkir-cangkirnya laksana bintang di langit, dan barangsiapa meminum darinya maka tidak akan merasa haus selamanya. (Muttafaqun’ alaih).

Apakah kamu sudah tahu wahai saudariku, bahwa di sana ada di antara umat Muhammad yang dihalau dari telaga itu. Karena Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

تَرِدُ عَلَيَّ أُمَّتِي الْحَوْضَ ، وَ أنَا أَذُوْدُ النَّاسَ عَنْهُ ، كَمَا يَذُوْدُ الرَّجُلُ إِبِلَ الرَّجُلِ عَنْ إبِلِهِ، قَالُوْا: يَا نَبِيَّ اللهِ أَتَعْرِفُنَا؟ قَالَ: نَعَم. لَكُمْ سِيَمٌ لَيْسَتْ لأحَدٍ غَيْرَكُمْ، تَرِدُوْنَ غُرًّا مُحَجَّلِيْنَ مِنْ آثاَرِ الْوُضُوْءِ ولَيَصُدَّنَّ عَنِّي طَائِفَةٌ مِنْكُمْ، فَلاَ يَصِلُوْنَ، فَأَ قُوْلُ: يَا رَبِّ هَؤُلاَءِ أَصْحابِيْ، فَيَجِيْءُ مَلَكٌ فَيَقُوْلُ: وَهَلْ تَدْرِيْ مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ.

“Umatku akan melewati telagaku, saya menghalau manusia untuk sampai ke tempat telaga itu seperti orang menghalau unta orang lain dari ontanya. Mereka bertanya: Wahai Nabiyullah, apakah engkau masih mengenali kami? Beliau menjawab: Ya. Kalian mempunyai tanda yang tidak dimiliki oleh seorangpun selain kalian, kalian akan melewati telaga itu dalam keadaan anggota tubuh bersinar bekas wudhu, dan di antara kalian ada yang dihalangi untuk melewati telagaku, akhirnya tidak sampai, maka aku berkata: Wahai Tuhanku, mereka adalah sahabatku, maka datanglah malaikat lalu berkata: Apakah kamu tahu apa yang terjadi pada mereka sepeninggalmu?” (HR. Muslim).

Maka hati-hatilah wahai saudariku, jangan sampai engkau termasuk orang yang dihalau dari telaga Nabi shallallahu ‘alahi wasallam.

Timbangan (Mizan)

Allah subhanahu wata’aala berfirman:

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ ‏

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (Al Anbiyaa’: 47).

Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

يُوْضَعُ المِيْزَانُ يَوْمَ القِيَامَةِ فَلَوْ وُزِنَ فِيْهِ السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ لَوَسِعَتْ فَتَقُوْلُ المَلاَئِكَةُ: يَا رَبِّ لِمَنْ يَزِنُ هَذَا فَيَقُوْلُ اللهُ تَعالىَ: لِمَنْ شِئْتُ مِنْ خَلْقِي، فَتَقُوْلُ المَلاَئِكَةُ: سُبْحَانَك مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ.

“Timbangan dipasang pada hari Kiamat, jikalau dibuat untuk menimbang langit dan bumi maka akan cukup, maka malaikat berkata, “Wahai Tuhanku, untuk siapa timbangan itu?” Maka Allah berfirman, “Untuk siapa saja dari makhluk-Ku yang Aku kehendaki.” Malaikat berkata, “Mahasuci Engkau, berarti kami belum beribadah dengan benar-benar ibadah.”

Bagi orang yang timbangannya berat akan mendapatkan keuntungan dan kemenangan dan bagi orang yang ringan timbangannya, akan mendapatkan kerugian dan kesengsaraan sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala:

فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ (6) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (7) وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (8) فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (9) وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ (10) نَارٌ حَامِيَةٌ (11)‏

“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu (yaitu) api yang sangat panas.” (Al Qari’ah: 6-11)

Sirath (Titian)

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa bentuk sirath lebih lembut dari rambut dan lebih tajam dari pedang serta di atasnya terdapat pengait-pengait yang sangat besar yang menyambar manusia sesuai dengan amalannya. Di antara mereka ada yang terlempar tetapi selamat dan ada yang berhasil melewati tetapi terdapat bekas cakaran serta ada yang terjungkal ke dalam neraka.

Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

يُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ جَهَنَّمَ فَأَكُوْنُ أنَا وَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يَجُوْزُ وَلاَ يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إلاَّ الرُّسُلُ وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَفِىْ جَهَنَّمَ كَلاَلِيْبُ مِثْلُ شَوْكِ السَعْدَانِ هَلْ رَأَيْتُمُ السَّعْدَانَ؟ قَالُوْا : نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يُعْلَمُ قَدْرُ عِظَمِهَا إلاَّ اللهُ، تَخْطِفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ فَمِنْهُمُ الْمُوْبِقُ بِعَمَلِهِ وَمِنْهُمُ المُجَازِىْ حَتَّى يُنْجِيَ.

“Dihamparkan sirath (titian) di antara dua tepi Neraka Jahannam, aku dan umatku orang yang pertama kali melaluinya, tidak ada yang berbicara pada hari itu kecuali para rasul, dan doa para rasul pada hari itu, ‘Ya Allah selamatkan, selamatkan. Di Neraka Jahannam terdapat pengait-pengait seperti duri Sa’dan, apakah kalian pernah melihat duri Sa’dan?” Mereka menjawab: “Ya Wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya dia seperti duri Sa’dan tetapi tidak ada yang mengetahui besar ukurannya kecuali Allah, yang menyambar manusia sesuai dengan amalan mereka. Di antara mereka ada yang celaka karena amalannya dan ada yang lolos hingga sukses.” (HR. Muslim).

Manusia yang melewati sirath bermacam-macam, ada yang lewat di atasnya laksana kilat yang menyambar, ada yang lewat laksana angin, ada yang lewat laksana burung dan Nabi kalian shallallahu ‘alahi wasallam berdiri di ujung sirath seraya berdoa:

يَا رَبِّ سَلِّمْ سَلّمْ، حَتَّى يَجِيْءَ الرَّجُلُ ولاَ يَسْتَطِيْعُ السَّيْرَ إلاَّ زَحْفًا وَفيْ حَافَتَيْ الصِّرَاطِ كَلاَلِيْبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُوْرَةٌ بِأَخْذِ مَنْ أُمِرَتْ بِأَخْذِهِ فَمَخْدُوْشٌ نَاجٍ ومُكَرْدَسٌ فِيْ النَّارِ، وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إنَّ قَعْرَ جَهَنّمَ لَسَبْعُوْنَ خَرِيْفًا.

“Ya Rabbi, selamatkan, selamatkan hingga datang seseorang yang tidak mampu berjalan kecuali merangkak dan di sekitar sirath terdapat pengait-pengait yang menggantung yang diperintah untuk mengambil orang yang telah diizinkan untuk diambil, di antara mereka ada yang membekas terkena cakaran tetapi selamat dan ada yang terbelenggu masuk ke dalam Neraka, demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, kedalaman neraka Jahannam (sedalam) tujuh puluh tahun.” (HR. Muslim).

Dan Allah subhanahu wata’aala berfirman:

يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ‏

“Pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maka Kuasa atas segala sesuatu.” (At Tahrim:8).

Surga

Dia adalah cahaya yang berkilau, bau harum yang semerbak, istana yang sangat megah, sungai yang indah, buah-buhan yang banyak lagi masak dan isteri-isteri yang cantik. Bahan bangunannya terdiri dari batu bata emas dan perak, lumpur lepannya kasturi dan minyak adkhar, kerikilnya permata dan mutiara, dan tanahnya za’faran, siapa yang memasukinya maka dia akan kekal dan tidak pernah bosan, kekal dan tidak pernah mati, serta tidak pernah rusak pakaiannya dan tidak pernah habis masa mudanya.

Di dalamnya terdapat segala sesuatu yang memikat dan menyenangkan hati serta pandangan, di dalamnya terdapat segala sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terpikirkan oleh akal pikiran. Oleh karena itu, Allah subhanahu wata’aala berfirman:

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (As Sajdah: 17).

Makanan ahli surga seperti dalam firman Allah subhanahu wata’aala:

وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ (20) وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ (21)‏

“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (Al Waqi’ah: 20-21).

Minuman ahli surga seperti dalam firman Allah subhanahu wata’aala:

إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا (5) عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا (6)‏

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.” (Al Insan: 5-6).

Pakaian ahli Surga seperti dalam firman Allah subhanahu wata’aala:

يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ ‏

“Di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.” (Fathiir: 33).

Dan Allah subhanahu wata’aala berfirman:

يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا ‏

“Dalam Surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, dan mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya dan tempat istirahat yang indah.” (Al Kahfi: 31).

Tempat tidur ahli Surga seperti dalam firman Allah subhanahu wata’aala:

فِيهَا سُرُرٌ مَرْفُوعَةٌ (13) وَأَكْوَابٌ مَوْضُوعَةٌ (14) وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ (15) وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ (16)‏

“Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun dan permadani-permadani yang terhampar.” (Al Ghasyiyah: 13-16).

Dan Allah subhanahu wata’aala berfirman:

مُتَّكِئِينَ عَلَى فُرُشٍ بَطَائِنُهَا مِنْ إِسْتَبْرَقٍ وَجَنَى الْجَنَّتَيْنِ دَانٍ

“Maka mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera.” (Ar Rahman: 54).

Sungai-sungai Surga seperti dalam firman Allah subhanahu wata’aala:

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آَسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya. Sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (Muhammad: 15).

Pepohonan di Surga seperti dalam firman Allah subhanahu wata’aala:

وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ (27) فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ (28) وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ (29) وَظِلٍّ مَمْدُودٍ (30) وَمَاءٍ مَسْكُوبٍ (31)

“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah.” (Al Waqi’ah: 27-31).

Dan penghuni Surga akan kekal di dalamnya sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala:

إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا (107) خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا (108)‏

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.” (Al Kahfi: 107-108).

Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

يُؤْتَي بِالْمَوْتِ كَهَيْئَةِ كَبْشٍ أَمْلَحَ فَيُنَادِي بِهِ مُنَادٍ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ فَيَشْرَبُوْنَ وَيَنْظُرُوْنَ فَيَقُوْلُ: هَلْ تَعْرِفُوْنَ هَذَا ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: نَعَمْ. هَذا الْمَوْتُ. وَكُلُّهُمْ قَدْ رَآهُ، ثُمَّ يُنَادِي مُنَادٍ: يَا أَهْلَ النَّارِ، فَيَشْرَ بُوْنَ ويَنْظُرُوْنَ. فَيَقُوْل: هَلْ تَعْرِفُوْنَ هَذَا ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: نَعَمْ. هَذَا الْمَوْتُ. وَكُلُّهُمْ قَدْ رَآهُ. فَيُذْبَحُ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ، ثُمَّ يَقُوْلُ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ خُلُوْدٌ بِلاَ مَوْتٍ وَيَا أَهْلَ النَّارِ خُلُوْدٌ بِلاَ مَوْتٍ.

“Kematian didatangkan seperti bentuk kambing kibas yang sangat gemuk, maka ada suara yang memanggil, “Wahai penghuni Surga!” Maka mereka yang sedang minum saling memandang. Maka Allah berfirman, “Apakah kalian tahu siapakah ini?” Mereka berkata, “Ya, itu adalah kematian.” Dan semua telah melihatnya, kemudian suara memanggil, “Wahai penghuni Neraka. Mereka yang sedang minum saling memandang. Maka Allah berfirman, “Apa-kah kalian tahu siapakah ini?” Mereka berkata, “Ya, itu adalah kematian.” Semua telah melihatnya. Lalu kematian itu disembelih di suatu tempat antara Surga dan Neraka. Kemudian Allah berfirman, “Wahai Penghuni Surga, kekal bagimu tidak ada kematian dan wahai penghuni Neraka, kekal bagimu tidak ada kematian.” (HR. Al-Bukhari).

Pada saat itu ada tambahan kenikmatan yang besar, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23)‏

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” (Al Qiyamah: 22-23).

Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

إذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ يَقُوْلُ اللهُ تَعَاليَ: تُرِيْدُوْنَ شَيْئًا أَزِيْدُكُمْ؟ فَيَقُوْلُوْن: أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوْهَنَا؟ أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجنَّةَ ونَجَّيْتَنَا مِنَ النَّارِ. قاَلَ: فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ، فَمَا أُعْطُوْا شَيْئًا أَحَبَّ إلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إلي رَبِّهِمْ. ثُمَّ تَلاَ هَذِهِ أْلآيَةَ (لِلَّذِينَ أَحُسَنُو الْحُسَنَى وَزِيَادَةٌ)

“Apabila penghuni surga telah memasuki Surga maka Allah berfirman, “Apakah kalian menginginkan sesuatu yang Aku akan menambahi kepada kalian?” Mereka berkata, “Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke surga dan bukankah Engkau telah menyelamatkan kami dari neraka?” Beliau bersabda, “Maka tersingkaplah tabir, maka tidak diberikan sesuatu yang paling mereka cintai melainkan melihat kepada Tuhan mereka. Lalu beliau membaca firman Allah, “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” (Yunus 26).(HR. Muslim).

Neraka

Neraka adalah tempat yang disiapkan oleh Allah untuk menjatuhkan sanksi bagi orang-orang yang durhaka kepada Allah subhanahu wata’aala dan para rasul-Nya. Sebagian ulama salaf tatkala neraka disebut, tidak bisa tidur dan tidak bisa tertawa hingga Said bin Jubair radhiallahu `anhu berkata, “Bagaimana seorang hamba bisa tertawa sementara Neraka Jahannam telah dinyalakan dan belenggu-belenggu telah disiapkan serta malaikat Zabaniyah telah dikerahkan?”

Bagaimana tidak takut, sementara mereka tahu persis bahwa, “Penghuni Neraka yang paling ringan siksaannya adalah orang yang diberi dua sandal terbuat dari api lalu sandal itu membuat ubun-ubunnya mendidih seperti air mendidih dalam bejana.” (Muttafaqun’ alaih).

Bagaimana tidak, mereka sangat faham bahwa, “Neraka itu dinyalakan selama seribu tahun hingga memutih dan seribu tahun hingga memerah serta seribu tahun hingga menghitam hingga berubah menjadi hitam pekat.”

Bagaimana tidak, mereka sangat faham bahwa, “Neraka telah mengeluh kepada Allah dan berkata: Kami saling memakan satu sama lain, maka izinkanlah kami bernafas dua kali, sekali pada saat musim dingin dan sekali pada saat musim panas, pada saat kalian merasakan panasnya musim panas itu adalah racun-racun ganasnya dan pada saat kamu kedinginan pada musim dingin itu adalah hawa dinginnya neraka.”

Bagaimana tidak, mereka sangat faham bahwa, “Akan didatangkan nanti pada hari Kiamat, Neraka Jahannam yang memiliki tujuh puluh ribu kendali dan setiap kendali dikendalikan oleh tujuh puluh ribu malaikat.” (HR. Muslim).

Dan bagaimana tidak, mereka tahu bahwa penghuni Neraka akan diseret ke sana ke mari, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala:

يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ ‏

“(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke Neraka atas muka mereka. (dikatakan kepada mereka), “Rasakanlah sentuhan api Neraka”. (Al Qamar: 48).

Bagaimana tidak, mereka sangat faham bahwa pakaian mereka sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala:

هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ ‏

“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api Neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.”(Al-Hajj: 19).

Dan Allah subhanahu wata’aala berfirman:

سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَى وُجُوهَهُمُ النَّارُ

“Pakaian mereka adalah dari pelankin (Ter) dan muka mereka ditutup oleh api Neraka.” (Ibrahim: 50).

Bagaimana tidak, mereka faham sekali makanan penghuni Neraka sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala yang artinya:“Sesungguhnya pohon zaqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut seperti mendidihnya air yang sangat panas.” (Ad Dukhan: 43-46).

Dan Allah subhanahu wata’aala berfirman yang artinya:“Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.” (Al Haqqah: 35-36).

Bagaimana tidak, mereka sangat faham bahwa minuman mereka sebagaimana dalam firman Allah subhanahu wata’aala yang artinya:“Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Al Kahfi: 29).

Bagaimana tidak, mereka tahu bahwa mereka disiapkan cambuk-cambuk dari besi sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala yang artinya:“Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.” (Al Haj: 21).

Dan bagaimana tidak, mereka sangat paham bahwa penghuni Neraka disiapkan bagi mereka rantai seperti firman Allah subhanahu wata’aala: “Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.” (Al Haqqah: 32).

Para ulama ahli tafsir menyatakan bahwa rantai itu dimasukkan ke dalam duburnya hingga keluar di mulutnya seperti ayam di tusuk dalam kayu yang hendak dibakar.

Bagaimana tidak, mereka tahu bahwa angan-angan penghuni Neraka itu tidak pernah terwujud, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala yang artinya:

“Dan mereka berteriak di dalam Neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolongpun.” (Fathir: 37).

Dan Allah subhanahu wata’aala berfirman yang artinya:“Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia) kami akan mengerjakan amal shalih, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (As: Sajdah: 12).

Allah subhanahu wata’aala berfirman yang artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami orang-orang yang zhalim.” (Al Mukminun: 106-107).

Pada saat itulah datang jawaban getir dari Rabbul Izzah, sebagaimana dalam firmanNya yang artinya:

“Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia), “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat yang paling baik. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka.” (Al Mukminun: 108-110).

Di tempat itu mereka meminta kepada para malaikat penjaga Neraka Jahannam agar diringankan siksaan mereka, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala yang menceritakan permintaan itu:

“Dan orang-orang yang berada di dalam Neraka berkata kepada penjaga-penjaga Neraka Jahannam, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya dia meringankan adzab dari kami barang sehari.” Penjaga Jahannam berkata: “Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?” Mereka menjawab, “Benar, sudah datang.” Penjaga-penjaga Jahannam berkata, “Berdoalah kamu.” Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.” (Al Mukmin: 49-50).

Sejak itu mereka putus asa dari permintaan dan harapan dan mereka berangan-angan untuk mati saja. Mereka minta kepada penjaga Neraka untuk mengajukan kepada Allah agar mereka dimatikan saja, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah subhanahu wata’aala yang artinya:

“Mereka berseru hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja. Dia menjawab, “Kalian akan tetap tinggal (di neraka ini).” Sesungguhnya kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci kebenaran itu.” (Az Zukhruf : 77-78).

Pengajuan keringanan dan permohonan maaf di neraka sudah tidak diterima lagi dan masing-masing orang yang mengikutinya berlepas diri dari orang yang diikutinya bahkan syaitan juga berlepas diri dari para pengikutnya yang selalu mematuhi perintahnya untuk bermaksiat kepada Allah. Perhatikanlah syaitan berkhutbah di hadapan para pengikutnya di Neraka Jahannam dari atas mimbar, sebagaimana yang dituturkan Allah subhanahu wata’aala dalam firmanNya yang artinya:

“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (Ibrahim: 22).

Wahai saudariku yang mulia, ayat-ayat yang menjelaskan tentang sifat neraka dan para penghuninya banyak sekali akan tetapi cukup saya sebutkan ayat-ayat yang mampu menggugah diri kita agar takut kepada siksaan Allah, karena Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

اطَّلَعْتُ فِيْ النَّار فَوَجَدْتُ أَكْثَرَ أهْلِهَا النِّسَاءُ.

“Saya menengok ke dalam Neraka ternyata saya dapatkan kebanyakan penghuninya adalah wanita.” (Muttafaqun’ alaih).

Dan Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda, kepada kaum wanita:

تَصَدَّقْنَ فَإِنِّيْ رَأَيْتُكُنُّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ.

“Wahai wanita bersedekahlah, sesungguhnya saya melihat kebanyakan kalian termasuk penghuni Neraka.”

Wahai saudariku tercinta, ketahuilah, meskipun kamu tidak mendapati tanda-tanda Kiamat, akan tetapi kiamatmu yang khusus yaitu kematianmu, pasti akan kamu hadapi, Telah dekat hari kematianmu karena Allah subhanahu wata’aala telah berfirman yang artinya:

“Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari Kiamat sudah datang?” (Muhammad: 18).

Bagaimana mungkin bisa mengingat dan bertaubat bila telah datang hari Kiamat begitu juga bila telah datang kematian tiada suatu kebaikan yang bisa dikerjakan dan tiada taubat yang bisa diraih. Inilah jalan menuju Surga dan inilah jalan menuju Neraka, maka sekarang perhatikanlah jalan manakah yang kamu tempuh? Dan ke manakah kamu akan pergi?.

Semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi mulia Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.

Sumber : http://www.alsofwah.or.id/


Senin, 12 April 2010

Gereja Semakin Dijauhi Umat Katolik


Pepatah siapa yang menabur angin akan menuai badai, tampaknya pepatah ini berlaku bagi kalangan gereja Katolik Roma saat ini. Akibat marak terungkapnya kasus-kasus pelecehan seksual di gereja-gereja Katolik Eropa, kepercayaan masyarakat umum kepada gereja semakin menurun drastis.

Juru bicara gerakan rakyat untuk gereja Katolik Jerman mengatakan, kasus pelecehan seksual yang melibatkan para pastor Katolik telah menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap gereja.

Dikatakannya, Gerakan Massa Gereja adalah salah satu kelompok pengecam terbesar terhadap kinerja gereja Katolik dan menuntut mereka untuk melakukan reformasi mendasar di gereja-gereja Katolik.

Terkuaknya skandal pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan oleh banyak pastor Katolik telah menurunkan kepercayaan masyarakat religius katolik kepada gereja-gereja mereka.

Menurutnya, tahun ini jumlah orang yang meninggalkan gereja jauh lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.(fq/irna)

Menghunjamkan Kalimat Tauhid Kita

Laa Ilaaha Illaa Allah…Tiada Tuhan selain Allah. Kalimat yang senantiasa meluncur deras dari mulut para Nabi dari Rasul, shiddiqin, muqarrabin, syuhada’ dan salihin. Kalimat yang menghiasi bibir mereka yang merindu Allah Azza wa Jalla..

Laa Ilaaha IllaaAllah…Tiada Tuhan selain Allah. Deklarasi paling sakral dan kudus yang membebaskan manusia dari cenkeraman bendawi, dari kungkungan diri, dari jeratan dan jebakan nafsu, dari kejahatan-kejahatan bisikan kotor syetan.

Laa Ilaaha Illaa Allah….Sebuah penafian segala yang diluar Allah dan penetapan bahwa hanya Allah yang pantas Wujud. Tiada yang pantas dipuja selain Allah. Tiada yang pantas disuyukuri selain Allah. Tiada yang pantas diminta pertolongan dan munajat selain Dia. Semua makhluk adalah fana, semua makhluk akan sirna, seluruh makhluk akan binasa.. Allah-lah yang kekal abadi…Allah-lah yang memiliki kebaqa’-an hakiki.

Allah-lah yang memberikan segala nikmat yang melimpah ruah pada manusia. Allah-lah yang mengucurkan hujan dari langit, yang membuat mata air mengalir, yang membuat api bisa membakar…Allah-lah yang memberikan rizki pada setiap makhluk dengan kasih-Nya dan cinta-Nya…Allah-lah yang menghidupkan makhluk-makhluk dan yang mematikan mereka. Seluruh kekuasaan dan segenap kemampuan berada di tangan-Nya. Allah Maha Perkara. Dia Tuhan yang mutlak kekuasaan-Nya, yang tidak terbatas kemampuan-Nya..Tuhan yang tidak beranak dan tidak diperanakka. Esa dan Tunggal.

Laa Ilaaha Illaa Allah….Tiada Tuhan selain Allah. Tuhan Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Yang mencurahkan nikmat-Nya pada makhluk-Nya walau tanpa diminta…yang melimpahkan nikmat-Nya sampai pada manusia paling jahat, durjana dan durhaka. Tiada Tuhan selain Allah… Tuhan manusia dan jin, Tuhan malaikat dan syetan…Tuhan makhluk melata dan yang terbang.

Laa Ilaaha Illaa Allah….Tiada Tuhan selain Allah. Kalimat yang merasuk demikian dalam pada jiwa para Nabi…dalam jantung para wali. Kalimat yang menggetarkan jiwa mereka…meluluhkan kesombongan mereka…menghancurkan keangkuhan mereka. Kalimat yang menuntun mereka untuk senantiasa mampu tahu dan sadar diri. Kalimat yang menggairahkan ruhani dan menyegarkan nafas kehambaan mereka, kalimat yang melejitkan enerji ketakwaan dan mengobarkan semangat juang mereka. Yang membuat mereka luruh tiada daya di depan keagungan-Nya.

Laa Ilaaha Illaa Allah...Kalimat yang menghiasi orang-orang bertakwa dalam semua gerak perilaku mereka yang terlahir dalam amal-amal saleh mereka..

Laa Ilaaha Illaa Allah….Tiada Tuhan selain Allah. Adalah panji yang dipancangkan para Nabi dan dikibarkan para Rasul dengan semangat pengabdian pada Allah Tuhan Penguasa Arasy yang agung. Ia adalah panji yang membedakan antara kekufuran dan keimanan antara kebenaran dan kebatilan antara benderang dan kegelapan. Antara hidayah dan kesesatan. Kalimat yang mendorong Nabi berjuang tiada henti menyampaikan pesan-pesan Ilahi. Menebarkan kasih, menyuburkan derma, menumbuhkan keadilan di pelosok bumi. Kalimat yang memberangus ketidakadilan, menghempaskan kelaliman, menenggelamkan angkara murka dari muka bumi. Kalimat yang membuat mulut Fir’aun menjadi tersumbat, mulut Namrudz menjadi tercekat. Mulut Haman tak mampu bernafas Kalimat yang membuat Asiah menjadi pemberani tanpa tanding dan kokoh bertahan walau berada di sarang Fir’aun, yang membuat Masyithah rela direndam dalam kuali panas bersama anak-anak terkasihnya yang masih ada dalam buaian. Kalimat yang menjadikan Bilal sang budak bersikap berani tiada tara berhadapan dengan para kafir Quraisy dengan menyebut Ahad…Ahad…Ahad. Kalimat yang membuat Sumayyah ibu Yassir tak gentar menghadapi kematian di depan mata. Kalimat yang melahirkan para pejuang dan mujahid, para salehen, shiddiqin dan muqarrabin.

Laa Ilaaha Illaa Allah...Kalimat yang mengangkat manusia dari perbudakan antara manusia menjadi seorang hamba Tuhan semesta. Dengan Laa Ilaaha Illaa Allah…. segala hal menjadi ringan…semua kesulitan tak terasakan. Ragam problema menjadi hiburan.

Dengan Laa Ilaaha Illaa Allah…. Tanah Persia dibebaskan, kekaisaran Romawi dimerdekakan dari kezhaliman-kezhaliman para penguasa kejam.

Dengan Laa Ilaaha Illaa Allah…. manusia sepenuhnya menjadi hamba Allah Tuhan semesta alam dan tidak akan rela dijadikan sebagai budak nafsu dan syetan.

Laa Ilaaha Illaa Allah…adalah pohon yang baik yang akarnya menghunjam ke bumi dengan cabang-cabang mencakar langit yang mempersembahkan buah ranumnya setiap saat dengan idzin Tuhannya.

ألم تر كيف ضرب الله مثلا كلمة طيبة كشجرة طيبة أصلها ثابت وفرعها في السماء. تؤتي أكلها كل حين بإذن ربها ويضرب الله الأمثال للناس لعلهم يتذكرون

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat (Ibrahim : 24-25)

Laa Ilaaha Illa Allah…, jika kita melakukan dosa kemudian kita meminta ampunan pada-Nya maka Dia akan mengampuni kita. Jika kita bersyukur pada-Nya maka Dia akan menambahkan nikmat-Nya kepada kita. Jika kita meminta pada-Nya maka Dia akan memberi apa yang kita minta. Jika kita melakukan kesalahan, maka Dia akan menutupinya.

Jika kita kembali, inabah pada-Nya, maka Dia akan menerima kita dengan terbuka. Jika kita bertaubat, Dia sangat senang dengan taubat kita. Jika kita menyebut-Nya Dia akan menyebut kita di tengah para malaikat-Nya. Jika Allah memberi ujian pada kita itu artinya Dia sedang menyeleksi kita. Jika kita tertimpa bencana –dan kita sabar menerima—maka Dia akan membuat kita terhapus dari dosa-dosa.

Maka wajib bagi kita untuk mengikhlaskan amal untuk-Nya semata. Jujur dalam kesendirian kita, senantiasa berada di gerbang ubudiyah dan berlutut pada-Nya dengan penuh kerendahan jiwa. Hendaknya kita senantiasa memanggil-Nya di tengah malam dan di ujung siang. Berdzikir pada-Nya, mensyukuri nikmat-Nya dan mengakui segala kekurangan kita. Akui bahwa semua nikmat berasal dari-Nya dan jagalah aturan-aturan Allah. Tunaikan semua hak-Nya, berbakti penuh kepada-Nya. Hendaknya kita senantiasa siap berada di bawah kibaran panji-Nya, melepaskan diri dari semua hal yang membuat-Nya murka. Kita harus berlepas diri dari anggapan bahwa kekuatan dan upaya datang dari kita. Kita harus bangga menisbatkan semua ubudiyah kepada-Nya. Kita mencinta dan membenci hanya karena-Nya. Bertawakkallah kepada Allah. Serahkan semua urusan pada-Nya. Hendaknya nilai-nilai tauhid merasuk dalam diri. Pujian selalu terucap indah hanya pada-Nya. Menunggu dengan setia jalan keluar dari-Nya dan senantiasa berbaik sangka pada-Nya.

Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kami dikembalikan (Al-Qashash : 70).

فاعلم أنه لا إله إلا الله واستغفر لذنبك وللمؤمنين والمؤمنات والله يعلم متقلبكم ومثواكم

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. (Muhammad : 19)..

Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(Al-Hasyr : 22-24)

Maka sejak detik ini, menit ini, hari ini tancapkanlah Laa Ilaaha Illaa Allah…. Tiada Tuhan selain Allah di lubuk sanubari kita yang paling dalam di dinding kesadaran kita yang paling peka dan di ubun-ubun keyakinan kita yang paling lembut, pada sel terdalam otak kita. Agar kalimat tauhid kita melahirkan biah manisnya yang bisa dinikmati oleh semesta.